Praktik perizinan chip Qualcomm mendapat kecaman dari sejumlah badan pengawas pemerintah di seluruh dunia, termasuk yang berasal dari China dan Korea Selatan.
Menanggapi permintaan terbaru Qualcomm untuk menghentikan undang-undang antimonopoli Komisi Federal A.S mengenai pemberian lisensi chip, badan perdagangan pemerintah dalam pengadilan pada hari Jumat menilai Qualcomm terindikasi melakukan praktik monopoli dan mengatakan bahwa kasus tersebut harus dilanjutkan.
Pada bulan April, Qualcomm mengajukan mosi untuk menolak sebuah keluhan antimonopoli yang diajukan FTC ke Pengadilan Negeri A.S. di Northern California awal tahun ini. FTC menuduh pembuat chip tersebut mengambil bagian dalam praktik antikompetitif. FTC dalam keluhan tersebut mengatakan Qualcomm memaksa Apple melakukan kesepakatan eksklusif terkait modem buatannya tersebut.
Menurut FTC, Qualcomm mengenakan pajak pada pelanggan mereka saat mereka menggunakan produk dari saingan Qualcomm dengan menerapkan strategi “no license-no chips”. Pajak ini, merupakan praktik monopoli yang jelas, disamarkan sebagai royalti atas hak paten standar Qualcomm, yang harus ditawarkan perusahaan dengan persyaratan yang wajar, masuk akal dan tidak diskriminatif.
Selanjutnya, Qualcomm menyalahgunakan posisinya sebagai pemain besar di industri chip mobile dengan melakukan monopoli untuk memaksa pelanggan seperti Apple membayar royalti di luar batas kewajaran saat mereka membeli chip dari produsen pesaing Qualcomm, demikian seperti yang disebutkan oleh FTC dalam isi tuntutannya di Pengadilan pda Jumat kemarin.